Fragmen Pertama di 2017

Ada orang-orang yang berbeda mendefinisikan cinta, tapi aku yakin semua orang pernah jatuh cinta.
Ada orang-orang yang berbeda memulai pembicaraan, namun aku yakin semua orang pernah memulai untuk bicara.

"Itu hanya soal cara," katamu.

Cara yang berbeda-beda, kurasa, pada beberapa titik sungguh membingungkan kita; manusia-manusia, yang dilengkapi Tuhan dengan akal, pikiran, insting, nurani, dan perasaan itu sendiri. Aku membedakan perasaan pada dua level, yakni pada tataran afeksi dan yang meliputi tingkah laku.

"Perasaan itu," katamu. "Adalah hal yang paling tidak bisa disangkal oleh manusia. Kita tidak pernah tahu kapan kita akan memiliki rasa ini atau menjatuhkan rasa ini pada siapa. Namun, laku bisa kita kendalikan."

Kurasa kita terlalu banyak bicara subuh-subuh, sambil menggumam dan menceracau pelan mengapa hal-hal ini yang mesti kita gelisahkan. Toh, ya katamu, rasa ini anugerah Tuhan, begitu bukan?

Jadi, biar saja. Biarlah.

"Kau tahu aku tidak suka asap rokok."
"Aku tahu," kataku sambil mengingat-ingat tempo hari ada yang kau usir dari warung kopi karena asapnya merusak aroma kopi yang sedang kaunikmati. Padahal, banyak dari mereka pecinta kopi yang mengamini bahwa kopi ini akan jauh lebih nikmat jika dinikmati bersama sebatang dua batang rokok.
"Tapi aku bukan perokok, dan aku tidak suka ada asap rokok di sekitarku."
"Ini soal cara," kataku.

Kita diam. Hening. Pada masing-masing waktu yang terlewat telah kita bubuhi peringatan, sekali dua kali begini tak masalah, jika berkali-kali, tolong usir kami.

Kau tahu aku tidak terlalu menyukai manusia pada kerumitan mereka dalam melakoni sesuatu, pada kerumitan-kerumitan mereka mendefinisikan sesuatu.

"Hei, kau tahu kehilangan hanya merujuk pada sesuatu yang pernah dimiliki. Selain itu tidak!"

Benar. Kehilangan atas apa? Apa yang hilang? Apa hanya karena pernah merasa berhak lalu jika itu tidak ada lagi berarti kita kehilangan? Bukan begitu kan?

Pukul tiga dini hari. Katanya di waktu begini malaikat beramai-ramai turun ke bumi mengamini doa-doa dan harapan-harapan dalam hati. Ayo, lekas. Sebelum mereka semua pergi.

Dan pada waktu di mana langkah kita mulai jauh, kau berhenti.

Katamu, "Kita tidak pernah memiliki apa-apa. Kita tidak akan kehilangan apa-apa."

Pada banyak cara yang manusia miliki, kini aku sama denganmu.
Share: